“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”. (Yohanes 15:13)
Captain Budi Soehardi adalah salah satu Pilot Indonesia yang mengukir sejarah dan membanggakan kita semua. Pada tahun 2009 ia mendapatkan penghargaan “The Real Heroes” dari CNN pada tahun 2009 karena kiprahnya membantu ratusan anak di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk hidup dan mendapatkan pendidikan. Namanya mungkin tidak banyak dikenal masyarakat luas. Namun, di NTT, mantan pilot ini dijuluki sebagai malaikat. Tahun 2015 lalu, Kapten Budi Soehardi memilih untuk pensiun dari dunia penerbangan. Ia mendedikasikan waktunya sepenuhnya untuk mengurus anak-anak asuhnya yang tergabung dalam Yayasan Kasih Roslin, Yayasan yang dibuat oleh Captain Budi Soehardi & Istrinya.
Sejak tahun 1998, ia pun mulai menyisihkan gajinya sebagai pilot untuk membangun panti asuhan. Pada tahun 2002, Panti Asuhan Roslin berdiri. Dengan niat membantu meringankan beban mereka yang kesusahan, Budi bersama istrinya ingin anak-anak yang mereka besarkan menuntut ilmu setinggi-tingginya. Pada tahun 2009, atas upaya tulusnya berbagi kebaikan pada sesama, ia dianugerahi penghargaan “The Real Heroes” dari CNN, kantor berita dari Amerika Serikat. Ia menjadi satu-satunya orang Indonesia yang mendapat penghargaan tersebut.
Hidup ini hanya sementara, hidup ini hanya sekali. Semua yang gemerlap dan yang berada di tempat terdepan dari sebuah gereja atau pelayanan, bukan hanya panggung-panggung untuk setiap kita berekspresi. Karena sesungguhnya hati inilah tempat ekspresi terbesar, yakni ekspresi dari sebuah kasih, kerinduan untuk berkorban dan kepedulian. Jika hati kita masih saja di bebani dengan kepentingan pribadi, rasa sakit karena tak dipedulikan atau di khianati atau bahkan keadaan hati kita yang mudah tersinggung. Maka sesungguhnya kita melewatkan kesempatan untuk berbagi.
Seperti Captain Budi Soehardi, hendaknya kita memiliki hati yang rela berkorban lebih dari itu adalah hidup berkorban. Marilah kita membuka hati kita untuk lebih rela dalam berkorban, sesuai dengan waktu Tuhan, pengorbanan yang kita lakukan akan menuai buah yang manis. [WH]
P1: Apakah manfaat berkorban dan kaitannya dengan panggilan kita untuk menghasilkan buah?
P2 : Hal apakah yang akan Anda lakukan untuk mulai memilki hati yang rela berkorban?