“Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.” (Mazmur 23:6)
Sejak matahari terbit hingga matahari terbit lagi, ia masih saja kelihatan di tempat itu. Hal ini membuat orang bertanya-tanya apa sih kerjaan orang itu? Bukankah dia masih sangat muda, dan punya potensi melakukan suatu pekerjaan yang lebih mapan dan memberi penghasilan besar bagi keluarganya? Apakah dia adalah seorang pemuda yang malas? Atau apakah punya cacat fisik yang serius? Atau apakah ia adalah seorang yatim piatu, dan tidak punya tempat tinggal? Itulah sebagian dari berbagai opini dan pertanyaan yang muncul dan memenuhi pikiran orang-orang yang hidup di zaman itu.
Samuel yang lahir karena nazar sang ibu yakni Hana, setelah ia disapih susu ibunya, ia tinggal di Silo bersama dengan imam Eli, untuk belajar dari imam Eli bagaimana melayani di rumah Tuhan, dan mengurus rumah Tuhan. Samuel menerima dengan sukacita keputusan dari sang ibu yang telah menazarkan hidupnya untuk melayani Tuhan seumur hidupnya. Ia membiarkan dirinya diajar dan menyerap begitu banyak pelajaran dan pengalaman hidup dari sekolah kehidupan bersama imam Eli yang dipanggilnya sebagai bapanya. Sehingga sepanjang hidupnya; ia bertambah besar, disenangi manusia dan dihormati Allah.
Ayat firman Tuhan di atas adalah pernyataan Daud, setelah ia menikmati kebaikan Tuhan dan kemurahan Tuhan yang menghidupkannya. Ia berkata bahwa ia akan diam di rumah Tuhan seumur hidupnya. Sebuah pernyataan yang disertai dedikasi hidup yang luar biasa. Jika ia diam di rumah Tuhan, bukan berarti dia tidak berbuat apa-apa. Tapi diam artinya tinggal tetap untuk melayani semua keinginan Tuhannya sebagai pemilik dari rumah itu.
Sahabat NK yang terkasih, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mendedikasikan hidup kita kepada Tuhan sebagai bukti bahwa kita tertanam dengan begitu baik di rumah Tuhan, setelah kita merasakan dan menikmati kebaikan Tuhan? Tertanam di rumah Tuhan; kita menempati suatu posisi yang terkadang membuat kita tidak nyaman secara daging, namun percayalah bahwa hanya di posisi itulah kita bisa memandang keindahan TUHAN RAJA kita. [NR]
P1: Tertanam di rumah Tuhan adalah posisi terbaik untuk memandang keindahan TUHAN RAJA kita
P2: Bagaimana caranya agar kita tertanam di rumah Tuhan?