MEMULIAKAN ALLAH
“Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu”. (1 Korintus 6;19-20)
Sama seperti penyakit bisa menular, senyuman juga ternyata bisa menular. Coba buktikan sendiri. Pada saat Anda bertemu seseorang, mulailah dengan langsung tersenyum, pasti dia juga akan tersenyum. Terlepas Anda saling kenal atau tidak. Sebaliknya jika Anda pasang wajah marah, orang itu akan ketakutan atau membalas dengan wajah penuh kebencian. Begitulah tubuh kita merespon sekelilingnya. Tubuh cenderung mengikuti keadaan sekitar atau lingkungan. Sehingga hati-hati dengan lingkungan terdekat Anda. Usahakan agar apa yang selalu dilihat, didengar, dibaca, adalah sesuatu yang benar, bukan yang negatif. Tubuh memang hanyalah wadah yang terdiri dari darah dan daging yang akan binasa. Tapi di dalamnya Tuhan berikan rohNya, kita dimateraikan oleh RohNya, kita dilahirkan baru dari RohNya. Jadi di dalam tubuh kita berdiam Roh Allah. Ketika jantung kita berhenti berdetak, kita akan mati, dan tubuh kita akan membusuk dalam tanah, namun roh kita akan kembali kepada Tuhan, karena itu adalah milikNya.
Sahabat NK, bagaimana caranya kita memuliakan Allah dengan tubuh; yaitu dengan mempersembahkannya sebagai persembahan yang hidup yang berkenan kepada Tuhan. Mulut kita menaikkan syukur, pujian penyembahan, berkata yang benar dan membangun. Tidak mengerjakan hal yang najis, tidak merokok, tidak menikmati alkohol atau perbuatan dosa lainnya. Pikiran kita fokuskan kepada hal-hal yang berkenan kepada Tuhan, miliki hati yang berbelas kasih, mengampuni, tidak menipu atau suka berbohong.
Umumnya gaya hidup kita sangat dipengaruhi lingkungan atau pergaulan. Hindarilah pergaulan yang tidak baik. Sebisa mungkin kita memberi pengaruh yang positif. Hindari perdebatan yang tidak penting soal ini boleh, itu tidak boleh. Ada banyak orang sengaja mempersoalkan boleh atau tidak boleh, karena tidak ada tertulis di Alkitab. Dari pada sibuk mengklasifikasi soal dosa atau tidak, haram atau halal, lebih baik renungkan soal membangun iman. Semua yg tidak dilarang di alkitab boleh tapi apakah iman Anda dibangun. Apakah tubuh Anda lebih baik, Anda lebih sehat dan ada damai sejahtera ketika melakukannya. Segala sesuatu yang dilakukan diluar iman berarti dosa (Roma 14;22-23). [MM]
P1: Apakah Anda percaya bahwa hidup Anda kini, bukannya Anda lagi, melainkan hanya Kristus?
P2: Pernahkah Anda mengalami persoalan dilematis antara nyaman tapi tidak damai di hati dan tidak nyaman tapi ada damai dalam hati? Mana yang Anda pilih?