Pdm. Hiruniko Ruben
Lukas 19:1-10
Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Lukas 19:10)
Mungkin akan ada banyak sekali alasan yang kita temukan untuk membenci Zakheus. Dari profesinya, dia adalah seorang pemungut cukai, artinya adalah pekerjaannya mengambil sebagian hasil kerja sesamanya untuk diberikan kepada penguasa yang adalah para penjajah. Jadi Zakheus dicap pengkhianat, karena tidak pro rakyat, tidak mendukung ekonomi kerakyatan serta menjadi antek asing. Tentu dari segi pendapatan Zakheus dicap sebagai pemakan uang rakyat alias koruptor, dan memiliki uang haram, dia hidup dalam kemewahannya sendiri, sehingga menimbulkan kesenjangan kecemburuan sosial. Sangat mungkin terjadi bahwa Zakheus memiliki cara kerja yang tidak baik, banyak kaum lemah yang menjadi korbannya sehingga dia dicap orang berdosa oleh banyak orang. Sesungguhnya sangat sulit untuk menerima dan mengasihi orang seperti ini jika ada diantara komunitas kita.
Keadaan seperti Zakheus seringkali juga kita temui dalam realitas kehidupan kita. Ada orang-orang yang masuk dalam kehidupan kita sebagai pengkhianat, dimana kepercayaan kita diinjak-injak dan ketulusan kita dinodai dengan tanpa perasaan. Tidak tanggung-tanggung, hal ini bukan hanya terjadi dalam lingkungan pergaulan maupun pekerjaan saja, bahkan kadangkala juga terjadi dalam lingkungan keluarga. Kita juga dapat menemukan mereka yang tidak jujur, menjual hati nurani dan persahabatan demi materi belaka. Bukan hanya uang, bahkan jabatan juga dikorupsi. Dan banyak kita bersinggungan dengan orang-orang yang berbuat jahat kepada kita, bahkan dalam kesombongannya mereka tidak mengerti bahwa mereka sedang berbuat jahat kepada sesamanya. Sungguh sulit untuk mengasihi orang-orang demikian.
Tetapi justru Yesus melakukan hal yang berbeda, dia mau mengasihi orang yang sulit sekalipun. Yesus mengasihi Zakheus bukan karena kebaikannya dan kemurahan hatinya, melainkan karena Zakheus adalah orang berdosa yang memiliki kekosongan yang hanya dapat diisi oleh kasih Allah, dan melalui kebaikan Yesus, Zakheus diubahkan. Jika kita mengerti hati Bapa bahwa “Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang,” maka tidak akan ada alasan untuk menghindar dari mengasihi orang yang sulit untuk dikasihi. Kata “yang hilang” berasal dari kata “apollumi” (Yun.) yang bisa berarti hilang, hancur atau musnah. Tentu sesuatu yang hilang dahulu pernah dimiliki, dan sesuatu yang hancur dahulu pernah berguna. Dan faktanya adalah tidaklah mudah untuk menemukan yang hilang, dan tidak gampang untuk memperbaiki yang hancur. Tetapi jika kita mampu untuk menemukan yang hilang dan memulihkan keadaan dari kehancuran, tentu kita akan merasakan sukacita yang luar biasa karena sangat berharga sesuatu itu.
Demikian juga hidup setiap manusia berharga di mata Tuhan. “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.” (Yes. 43:4). Sebab itu Tuhan mau mengasihi yang sulit dikasihi sekalipun, bukan karena mereka layak, tetapi karena Tuhan mau. Demikian hidup kita juga haruslah demikian. Jangan memandang seseorang dari kacamata manusia, tetapi pandanglah melalui hati Tuhan, berharga setiap manusia di mata Tuhan. Dan ingat! Kita sudah menerima kasih Bapa, “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1 Yoh. 4:19) dan kasih Tuhan memampukan kita untuk mengasihi orang lain yang tersulit sekalipun. Mari selamatkan yang terhilang dengan kasih Tuhan.
Mengasihi bukan karena pandangan orang tetapi karena kehendak Tuhan.
Bahan pendalaman:
- Apa yang menyebabkan anda sulit mengasihi orang lain?
- Bagaimana respon anda ketika paham bahwa Tuhan Yesus mengasihi orang yang sulit dikasihi?