You are currently viewing MERDEKA DARI KONFLIK
  • Post category:Artikel

“Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.” (1 Tesalonika 5:13b)

Suatu ketika Jefferson Davis, seorang Presiden Konfederasi bertanya kepada Jenderal Robert E. Lee tentang pendapatnya mengenai seorang pejabat. Kemudian Lee menjawab dengan laporan yang positif tentang pejabat tersebut.

Salah seorang pejabat yang hadir dalam pertemuan tersebut tertegun dengan jawaban itu. Ia kemudian bertanya kepada Lee, “Jenderal, tidak tahukan Anda bahwa orang yang demikian Anda banggakan itu sebenarnya adalah seorang musuh yang sangat buruk? Ia tidak pernah melewatkan peluang apapun untuk menjelek-jelekkan Anda!” Sesaat kemudian Lee menjawab, “Saya tahu itu. Tetapi Presiden menanyakan pendapat saya tentang dia, bukan menanyakan pendapatnya tentang saya. Saya tidak merasa mempunyai konflik dengan dia. Jika dia merasa punya konflik dengan saya, itu bukan urusan saya, bukan?”

Jenderal Lee tidak mudah berkonflik dengan orang lain, karena itu ia bisa mengemukakan pendapatnya tentang orang lain dengan jujur, tanpa tendensius, atau kesan menjelek-jelekkan orang lain. Dengan kata lain, Jenderal Lee memilih untuk mengasihi di atas segalanya. Karakter seperti inilah yang membuat karier Lee naik level menjadi jenderal kepercayaan Presiden Konfederasi.

Kristus datang karena kasih-Nya untuk mendamaikan kita dengan Allah. Sebagai umat tebusan-Nya, hendaknya kehadiran kita pun di mana saja dapat mendatangkan shalom, damai, sukacita sehingga kita menjadi berkat bagi semua orang. Bila hati kita dipenuhi dengan kasih Allah, kita pasti mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita. Saat kita mengasihi orang-orang di sekitar kita, kita akan terbebas dari rasa kebencian, permusuhan, pertikaian, bahkan ketika kita dilukai. Hati yang penuh kasih sangat disukai oleh Tuhan. Dia akan berkarya lewat setiap hati yang tidak memendam kebencian, tidak menyimpan sakit hati, dan merdeka dari konflik. Kita harus bisa merdeka dari konflik sebab konflik adalah salah satu penghalang besar bagi pertumbuhan rohani kita.

Marilah kita hidup damai dengan semua orang, mulai dari keluarga kita, kemudian dengan semua orang yang berada di sekitar kita. Berkat Tuhan akan mengalir dalam hidup kita, karena kita hidup rukun dan damai, dan Tuhan akan memakai kita menjadi berkat bagi banyak orang [DP].

P1: Adakah konflik yang menghambat pertumbuhan rohani Anda?

P2: Bagaimana Anda dapat memulai menyingkirkan penghalang besar yang menghambat pertumbuhan rohani Anda?