You are currently viewing MULUTMU HARIMAU-MU
  • Post category:Artikel

“Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau.” (Keluaran 18:19a)

Sampailah Yitro, beserta anaknya, Zipora yang adalah istri Musa serta anak-anak mereka di tengah-tengah bangsa Israel. Musa begitu gembira menyambut mereka semua. Pertemuan yang telah dinantikannya setelah sempat terpisah ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.

Pagi itu Musa memulai hari dengan kesibukannya menemui orang Israel. Mereka menyampaikan banyak hal kepada Musa. Dan Musa mulai memberikan arahan, nasehat dan keputusan-keputusan kepada mereka. Demikianlah Musa sibuk dengan mereka dari pagi hingga petang.

Yitro melihat semua itu. Betapa melelahkan kesibukan itu buat Musa. Maka ketika Musa telah selesai dengan itu semua, dipanggillah mantunya itu. “Aku melihat semua kesibukanmu dengan orang Israel. Betapa engkau harus memutar otakmu begitu keras untuk dapat memberikan jalan keluar untuk setiap masalah yang dihadapi bangsamu”, demikian Yitro memulai percakapan. “Tentu engkau akan cepat menjadi lelah baik tubuhmu maupun pikiranmu”. Demikian Yitro menasehati mantunya itu. Musa mengangguk-anggukan kepalanya. Ia membenarkan perkataan mertuanya itu.

Yitro melanjutkan perkataannya dengan mengusulkan jalan keluar bagi Musa “Sebaiknya engkau mulai memilih orang-orang yang kompeten untuk dapat membantu engkau. Pilihlah orang untuk memimpin sepuluh orang, lalu carilah pemimpin untuk lima puluh orang, kemudian pemimpin seratus orang dan pemimpin seribu orang. Sehingga hanya perkara-perkara yang tidak bisa mereka tanganilah yang sampai kepadamu”. Maka Musa menerima nasehat mertuanya itu, dan itu menyebabkan kebaikan bagi orang Israel.

Perkataan Yitro menjadi masukan yang sangat berharga bagi Musa dan orang Israel. Lewat usulan itulah maka tercipta management penyelesaian masalah yang baik di bangsa Israel. Sebuah contoh perkataan yang menjadi berkat bagi banyak orang. Tentu itu sebuah teladan yang baik bagi kita. Mari kita belajar untuk membuat perkataan-perkataan yang memberkati orang lain. Perkataan yang memuji, memberikan nasehat, menguatkan seharusnya lebih sering kita ucapkan dibandingkan perkataan yang mencela dan menjatuhkan orang. [CG]

P1: Bagaimana dengan perkataan kita, apakah sudah menjadi berkat ?

P2: Perbanyak kata pujian, menguatkan dan nasehat yang kita keluarkan.