You are currently viewing OM, TELOLET OM…
  • Post category:Artikel

 “ …Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap…” (Yohanes 15:16)

ANEH! Itulah yang kata yang sering terucap dalam batin saya jika melihat tingkah anak bangsa belakangan ini. Semisal, tarian absurd manusia kurang kerjaan, diunggah ke laman youtube dan seketika menjadi booming. Juga, istilah-istilah yang terlahir dari kaum jalanan, meluas menjadi suatu gaya bahasa yang dipatenkan sebagai bahasa gaul.

Pula ketika sekelompok anak merasa geli mendengar bunyi yang dihasilkan klakson bus, diiringi permintaan untuk sang supir mengulang bunyi unik itu. Tersebarlah ke seantero negri tingkah baru yang konyol itu. Bahkan dengan mengangkat karton bertuliskan: “Om.. telolet, Om!”, banyak anak berjingkrakkan meneriaki bus yang melintas di depan mereka.

Begitulah kehidupan kita manusia. Kerapkali yang kita taburkan dalam keseharian kita, dengan cepatnya menular ke sesama. Namun sayangnya, apa yang kita tularkan itu bukanlah sesuatu yang bermakna. Bukanlah sesuatu yang menghasilkan buah. Karyawan Kristen hanya sebatas menebarkan keceriaan dalam kantornya. Pendidik Kristen hanya sebatas membagi teori tanpa mengubah siswanya. Para Pengkhotbah hanya menyuarakan motivasi tanpa mengajak umat mengalami Kristus. Orang Tua hanya memuaskan anak secara materi tanpa membentuk karakternya.

Dengan demikian, apalah gunanya keberadaan kita di tengah masyarakat? Apalah fungsinya kita menghuni dunia ini? Apalah faedahnya Tuhan menempatkan kita di tengah lingkungan kita, jika apa yang kita tabur dan tularkan, bukanlah sesuatu yang merupakan buah baik?

Sekadar disukai orang banyak, atau bahkan menjadi pencetus hal negatif. Kita tidak menghasilkan dampak positif. Kita justru menjadi pelopor perbuatan buruk. Dan tidak ada buah yang dihasilkan dari taburan perilaku kita. Apa yang kita pancarkan tidaklah membawa berkat dan pemulihan. Kita hanya sebatas mengisi waktu hidup tanpa pernah menjadi pribadi bermakna yang mengubah keadaan menjadi lebih baik. [AH]

P1: Sudahkah hidup saya membawa dampak positif bagi lingkungan di mana Tuhan menempatkan saya??

P2: Langkah konkrit apa yang akan saya mulai untuk menaburkan buah positif kepada sesama??