“Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?” (Amsal 6:9)
Dua katak kurang beruntung terjatuh ke dalam sekaleng es krim. Sisi-sisi kaleng itu licin dan curam, sedangkan krimnya begitu dalam dan kental. “Duhh, bagaimana ini?” kata katak yang pertama. “Ini takdir, tidak akan ada pertolongan. Selamat tinggal, sahabatku! Selamat tinggal, dunia yang menyedihkan!” ungkapnya lagi sambil menangis dan akhirnya tenggelam tanpa daya.
Namun, katak kedua yang juga terjatuh ke dalam sekaleng es krim itu langsung mengayuhkan kakinya untuk berenang sekuat tenaga. Sesaat dia menyeka wajah dan mengeringkan matanya yang penuh dengan krim. “Setidaknya aku sudah berusaha,” katanya. Setelah satu atau dua jam dia menendang dan berenang, tidak sekalipun dia mengeluh. Tetapi terus menendang dan berenang serta meyakinkan dirinya bahwa ia akan selamat. Kayuhan kaki si katak kedua ini, akhirnya membuahkan hasil dan es krim yang ada di dalam kaleng tersebut lambat laun mulai mengeras. Setelah es krim itu mulai berubah seperti mentega, katak itu pun lalu melompat dan ia berhasil sampai keluar dari kaleng tersebut.
Bagaimana dengan kita, apakah kita masih memiliki daya juang yang sama dengan katak kedua tadi, atau kita malah seperti katak pertama yang mudah untuk putus asa tanpa berjuang terlebih dahulu sehingga dengan cepat dikalahkan oleh keadaan. Ketika kita sibuk mengeluh, keadaan kelihatannya akan semakin memburuk. Tetapi ketika kita mempercayakan kehidupan kepada Tuhan, kesempatan selalu terbuka di depan kita. Semangat berjuang kemudian timbul ketika mengetahui bahwa perjuangan di dalam Tuhan tidak pernah sia-sia.
Berpikir positif dan kerja keras adalah faktor penting sebagai penentu dalam sebuah keberhasilan, sebab kemalasan dan kelambanan hanya akan membawa kita kepada kegagalan. Marilah, kita tetap menang walau dalam kesukaran! [DH]
P1: Masihkah kita memiliki daya juang?
P2: Apa tindakan kita dalam memperjuangkan apa yang jadi bagian kita untuk dicapai?