You are currently viewing PACANTEL HELA….
  • Post category:Artikel

PACANTEL HELA……

“ Tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” (Matius 5:24 )

Hari minggu dengan anak-anak Bkids selalu ada cerita. Mulai dari yang menggelikan, sedih, sampai yang bikin geleng – geleng kepala, pemikirannya itu loh diluar ekspektasi. Kadang Tuhan mengajarkan saya lewat celoteh sederhana mereka, seperti pada suatu minggu. Marchel, salah satu anak sekolah minggu, datang dengan wajah agak – agak suntuk, waktu ditanya kenapa, ceritapun mengalir dari bibir mungilnya.“ Itu Kak dede aku, masa mau ke gereja masih marah sama aku, diajak baekan enggak mau. Dosa yah kak kalau mau ketemu Tuhan tapi masih musuhan…”

Jlebb!!!! Ini mungkin cara recehan Tuhan menyentil saya. Hari minggu ke gereja, hatinya, pikirannya, jiwanya tidak dipersiapkan. Datang dengan membawa marah, kesal, sisa tiga hari lalu. Duduk menunggu ibadah dimulai masih juga kepikiran isi pesan yang membuat kecewa. Pujian,firman, lewat begitu saja hanya karna sibuk memikirkan sakit hati dengan si a si b. Apa yang sedang saya lakukan? Menjadi persembahan hidup dan berkenan   tidak   berbicara   tentang seberapa banyak persembahan ke gereja, padatnya jadwal pelayanan, empat kali ibadah di tiap hari minggu, atau juga seberapa rohaninya hidup kita ,tapi tentang sikap hati ketika datang ke hadapanNya. Tentang apa yang akan dibawa ketika menuju kediamanNya, tentang tanggung jawab tubuh kita sebagai bait kudusNya.

Tuhan adalah Tuhan yang Maha Agung dan Maha Kudus, bisakah datang padaNya dengan membawa marah, kesal, pikiran yang dipenuhi emosi, atau sakit hati? “Tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu “ ( Matius 5:24) secara sederhana saya mengartikan ayat ini dengan “pacantel hela” kata dalam bahasa sunda yang artinya baikan dulu. Pacantel hela biasanya dilakukan oleh dua anak yang sedang bermusuhan, lalu sebagai tanda damai keduanya menyatukan jari kelingking untuk bisa melanjutan lagi kegiatannya. Kita bisa melakukan hal yang sama, pacantel hela, baikan dulu, maafkan dulu, lepaskan dulu semua sakit hati, kecewa dan marah, sebelum menghampiri hadiratNya, sebelum mengangkat tangan untuk menyembahNya. [WER]

Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)

P1 : Ternyata ada hal-hal kecil yang bisa dilakukan untuk menyenangkanNya – hati kita contohnya.

P2 : Jangan menyia – nyiakan hadiratNya hanya karna hati sedang diliputi amarah.