You are currently viewing PAK, UANGNYA TERJATUH
  • Post category:Artikel

“Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” (I Petrus 4:10)

Sebuah keluarga sederhana (suami,istri dan lima anak) sedang pergi menonton sirkus. Keluarga ini tidak punya harta melimpah tetapi mereka punya cinta dan kasih sayang. Ketika mereka sedang antri mau membeli tiket, anak-anak sangat gembira karena menonton sirkus adalah peristiwa yang sangat langka untuk mereka, karena memang keluarga ini tidak memiliki banyak uang. Ketika tiba giliran mereka untuk beli tiket, Wanita penjual tiket bertanya,”Berapa tiket yang Bapak butuhkan?. Ia menjawab dengan sangat semangat,”5 tiket untuk anak-anak dan 2 untuk dewasa.” Kemudian si Bapak bertanya,”Berapa semuanya?” Wanita penjual tiket menjawab,”Total 55 ribu”. Mendengar itu si Bapak seperti mendapat “serangan jantung” karena uangnya tidak cukup.

Mereka hanya punya uang 35 ribu. Kekecewaan dan kesedihan meliputi wajah si Bapak. Ia hanya berfikir untuk berterus terang kepada keluarganya bahwa uang mereka tidak cukup dan mereka harus kembali kerumah, dan ia sudah membayangkan betapa kecewanya anak-anaknya.

Seorang bapak yang antri persis dibelakang mereka melihat dan mendengar dengan jelas apa yang tengah terjadi. Segera ia mengambil uang 20rb dari dompetnya sendiri dan menjatuhkannya dan segera mengambil kembali, lalu ia mengatakan,”Pak ini uang bapak yang jatuh dari kantong bapak tadi?” Si Bapak dengan lima anak itu sebenarnya tahu bahwa itu bukan lah uang nya. Tapi ia sangat mengerti cara si bapak yang dibelakangnya itu tidak mau mempermalukannya di depan umum. Dengan segera ia mengambil uang itu seraya menangis ia mengatakan,”Terimakasih,terimakasih banyak atas kebaikan dan kemurahannya, dengan ini saya bisa membawa keluargaku menonton sirkus.”

Dengan cerita diatas yang kita baca ini, kita bisa belajar bahwa jangan sampai kita ingin menjadi berkat bagi orang lain/masyarakat dengan mempermalukan mereka di depan umum, dan pelajaran kedua yang kita bisa dapatkan adalah jangan pernah berfikir untuk bisa menjadi berkat harus dengan hal-hal “besar”, tetapi dengan “melakukan hal sederhana” kita bisa memberikan kebahagiannya kepada orang lain. Mari lakukan hal-hal sederhana dalam hidup kita, dan terus menjadi berkat dimana pun kita berada. [PT]

P1: Hal apa yang membuat anda sulit untuk melakukan/menjadi berkat bagi orang lain?

P2: Bagaimana Tindakan kita saat kita memiliki “kemampuan” untuk menolong orang lain di hadapan kita?