You are currently viewing PEKERJAAN YANG TAHAN UJI
  • Post category:Artikel

Pdm. Hiruniko Ruben

1 Korintus  3:10-23

Sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu (1 Korintus 3:13)

Perikop yang disebutkan di atas berbicara tentang hamba-hamba Tuhan yang membangun jemaat. Dasar dari pembangunan jemaat ini haruslah Kristus. Tidak boleh ada dasar yang lain. Hasilnya akan kelihatan nanti. Namunb perikop ini tidak hanya berbicara mengenai atau menyangkut gembala atau hamba Tuhan, tetapi setiap orang yang melayani Tuhan dalam hidupnya. 

Hal-hal pokok yang terkandung di dalam perikop tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dasar kehidupan rohani maupun kehidupan pribadi seseorang haruslah Yesus Kristus, dan tidak boleh ada yang lain. Apapun yang diperbuat, di manapun itu, dasarnya haruslah Yesus Kristus.

2. Pembangunan pelayanan dan kehidupan setiap orang percaya di hadapan Allah memiliki ukuran atau nilai. Di dalam perikop; ini terdapat enam jenis benda, yaitu: emas, perak, permata, kayu, jerami dan rumput kering. Namun keenam jenis benda yang disebutkan oleh Paulus di dalam perikop ini terbagi atau terkelompok ke dalam dua kelompok, yaitu:

  1. Benda-benda yang tidak dapat terbakar atau hangus
  2. Benda-benda yang dapat terbakar atau hangus

Atau dengan kata lain, bila benda-benda tersebut dipakai sebagai lambang dari hasil pekerjaan manusia di hadapan Allah, maka setiap pekerjaan atau jerih lelah manusia dapat terkelompok ke dalam dua bagian:

  1. Pekerjaan yang tahan uji
  2. Pekerjaan yang tidak tahan uji.

Maksudnya adalah bahwa setiap orang percaya, pada akhirnya nanti, sebagaimana Alkitab katakan, “suatu kali kelak akan kelihatan hasilnya,” akan diuji. Tidak seorangpun yang akan luput dari pengujian ini. 

Sekarang ini belum nampak, karena memang belum waktunya, sehingga tidaklah tepat bila seseorang kemudian main hakim sendiri dan kemudian menilai hasil pekerjaan orang lain. Sebaiknya, justru, setiap orang menilai hasil pekerjaannya sendiri, dan bukan pekerjaan orang lain. Mungkin sekarang ini belum tahan uji, tetapi waktunya belum selesai. Dan juga, jangan menganggap dirimu sudah tahan uji, ternyata kemudian tidak tahan uji. Seperti Daud katakan, ”Ujilah dan cobalah aku Tuhan.” Dan setiap orang yang diuji akan dikelompokkan ke dalam kedua kelompok tadi: tahan uji dan tidak tahan uji. Yang tahan uji akan mendapatkan upah, sementara yang tidak tahan uji, ia mungkin diselamatkan, tetapi seperti kata Paulus, ia akan seperti orang yang keluar dari api. Hangus, terbakar, semua pekerjaannya tidak membuahkan apa-apa. Nol besar.

Oleh karena itu setiap orang yang percaya harus menghasilkan sesuatu yang memiliki ukuran seperti yang di atas. Oleh karena itu, setiap orang percaya harus menghasilkan buah-buah pekerjaan yang tahan uji. Selain itu, tidak selamanya manusia hidup. Akan tiba saatnya di mana pekerjaannya di muka bumi diuji.

Betapa dengan demikian Anda dan saya harus hidup benar dan saleh. 

Bahan pendalaman:

  1. Apakah yang dimaksud dari bacaan ini mengenai pekerjaan yang tahan uji?
  2. Mengapa kita tidak boleh menilai pekerjaan orang lain?