You are currently viewing PEMAHAMAN GADO-GADO
  • Post category:Artikel

“…tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.” (Efesus 4:15)

Pak Lukas adalah anggota GKJJ (Gereja Kristen Jalan-Jalan) alias tidak menjadi anggota tetap dari sebuah gereja lokal tertentu. Sejarahnya panjang mengapa bisa demikian. Tetapi inti utamanya adalah karena dia tidak mau berkomitmen menjadi jemaat. Dia berpikir bahwa gereja nanti akan mencampuri urusan hidup pribadinya.

Pada akhirnya dia berketetapan hati untuk tidak mau tertanam di gereja lokal, tetapi mau beribadah keliling saja. Dia bebas memilih gereja yang hendak dia kunjungi setiap Minggu untuk beribadah. Jika waktunya pas, pembicaranya menarik, acara pas di hati; hadirlah dia beribadah di gereja tersebut.

Lama kelamaan Pak Lukas pusing dengan kekristenan yang di hidupi selama ini. Pengkhotbah di gereja A mengajar begini, pembicara di gereja B bicara begitu. Ketika berkunjung ke gereja C, pembicaranya mengemukakan pengajaran lain lagi. Dia lantas bingung memilih ajaran yang mana sebagai pegangan karena kerap menerima makanan rohani gado-gado semacam itu. Sebenarnya masing-masing pembicara tersebut tidak menyatakan sesuatu yang kontradiktif jika dipahami betul konteks pembicaraannya. Tetapi karena Pak Lukas acap ‘berselingkuh’ dalam bergereja, kebingungan kemudian melanda. Alih-alih mendapat beragam makanan yang enak di dalam bayangan, yang didapat kemudian justru kesulitan memilih-memilah mana yang benar.

Sahabat NK, salah satu hal yang akan dialami oleh mereka yang berpindah-pindah gereja adalah sulitnya bertumbuh secara rohani. Mengapa? Tidak ada pola pertumbuhan terpadu. Tidak adanya ‘menu’ makanan rohani yang terjamin, bisa saja mengkonsumsi ‘junk food’ yang enak di rasa tetapi berbahaya di kemudian hari.

Milikilah ketetapan hati untuk hanya tertanam di sebuah gereja lokal. Jangan hanya menjadi pengunjung, tetapi mulailah terlibat. Miliki mentalitas sebagai anggota keluarga, bukan sebagai pengunjung restoran. [JP]

P1: Renungkan apa bahayanya jika tidak tertanam di sebuah Gereja yang benar? Dan apa manfaat dari tertanam di Gereja lokal bagi pertumbuhan kerohanian Anda?

P2: Apa komitmen Saudara untuk tertanam dalam Gereja lokal dan mencapai pertumbuhan iman yang benar?