You are currently viewing PEMBERIAN YANG MASUK AKAL
  • Post category:Artikel

PEMBERIAN YANG MASUK AKAL

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma 12:1)

Di kampung sebelah, ada seorang anak yang terancam putus sekolah dasar. Terdorong oleh belas kasihan, ada sebuah keluarga yang kemudian mengadopsinya sebagai anak asuh. Ia disekolahkan, bahkan sampai lulus SMA. Ayahnya yang buruh tani dan ibunya yang penjual cobek tanah liat, merasa sangat bersyukur dengan keadaan itu. Akhirnya pasangan suami-isteri itu “menyerahkan” anaknya untuk bukan saja menjadi anak asuh, tetapi juga untuk dipekerjakan dalam keluarga itu. Anak itu pun berkata, “Sebagai ucapan terima kasih, saya memberikan diri saya untuk bekerja sebagai apa pun di keluarga ini…” Sebuah keputusan yang wajar dan memang sudah seharusnya, bukan?

Frase “ibadahmu yang sejati” dalam ayat di atas, berasal dari istilah dalam Bahasa Yunani λογικὴν λατρείαν (logiken latreian). Secara sederhana, frase itu dapat diartikan sebagai “pengabdian/penyembahan yang masuk akal”. Rasul Paulus ingin mengingatkan kepada jemaat di Roma bahwa mereka adalah orang-orang yang seharusnya dimurkai Allah karena dosa-dosanya. Tetapi karena anugerah, mereka yang percaya kepada Yesus, dibenarkan karena iman dan bukan karena melakukan hukum Taurat.

Mereka yang dibenarkan itu dibebaskan dari tuntutan hukuman, dilepaskan dari dosa, tidak lagi hidup dalam kutuk maut, bahkan dijamin dengan Roh Kudus-Nya (Roma 5-8). Jadi, bagian-bagian awal Kitab Roma memang membahas tentang apa yang Allah lakukan terhadap kita yang berdosa. Sebagai lanjutan, pasal 12-16 mencatat tentang apa yang kemudian harus kita lakukan bagi Allah. Karenanya dalam pasal-pasal tersebut kita menemukan perintah- perintah yang harus dilakukan. Mempersembahkan hidup adalah sebuah respon yang wajar dan sudah seharusnya dilakukan mereka yang tahu berterima kasih. Mereka yang bebas dari hukuman tanpa syarat, tidak lagi harus menanggung murka Allah di kemudian hari; akan mengungkapan syukur dengan rela memberi diri sebagai persembahan sejati. Tidak masuk akal anugerah Allah yang besar dibalas dengan hidup yang diperhambakan kepada dosa. [JP]

Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)

P1: Hal-hal apakah yang kita bisa lakukan untuk mempersembahkan tubuh bagi Tuhan?

P2: Apa yang Anda lakukan dalam minggu ini untuk mempersembahkan tubuh bagi Tuhan?