“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.” (Roma 8:5)
Dalam pertandingan olahraga bola basket, pada saat-saat terakhir pertandingan dan kedua tim memiliki skor yang sangat ketat, di mana waktu hanya tersisa beberapa detik saja. Hanya ada satu kali kesempatan untuk dapat mencetak skor atau kalah. Di situlah kemapuan dan mental sebuah tim benar-benar diuji. Dalam situasi demikian, biasanya seorang pelatih akan memilih seorang pemain yang paling dipercaya untuk melakukan eksekusi terakhir yang akan menentukan apakah mereka akan memenangkan pertandingan atau tidak.
Atlet bintang Michael Jordan adalah salah satu pemain yang seringkali dipercaya untuk melakukan eksekusi terakhir dalam pertandingan yang penting. Ketika ia diwawancara mengenai apa yang membuat ia seringkali berhasil melakukan eksekusi dan memenangkan pertandingan, ia berkata bahwa banyak orang merasa cemas dan sibuk memikirkan apa yang akan terjadi jika mereka gagal melakukan eksekusi terakhir tersebut. Namun Michael Jordan menganggap bahwa memikirkan atau mengkhawatirkan kemungkinan sesuatu yang belum tentu akan terjadi adalah sesuatu yang tidak bermanfaat dan bahkan akan merugikan penampilannya. Karena itu hal inilah yang dianggap merupakan penentu keberhasilan bagi Jordan.
Sahabat NK, rasa cemas dan khawatir timbul ketika kita sibuk memikirkan hal-hal buruk yang belum terjadi dan bahkan mungkin tidak akan pernah terjadi. Namun hal tersebut seringkali membuat kita panik dan bertindak kurang rasional, ini membuat kita merasa tertekan dan negatif, dalam jangka panjang hal tersebut seringkali membuat kita gagal dan bahkan dapat menggangu kesehatan kita.
Sahabat NK, Firman Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan tidak ingin kita hidup dalam rasa cemas dan khawatir seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Saat kita menghadapi masalah dan masa depan yang tidak menentu, Ia mau kita membawa segala persoalan kita dalam doa dan mempercayakan semuanya kepadaNya. Ketika kita sungguh mempercayai hal tersebut, maka hati kita akan dipenuhi dengan damai sejahtera dan rasa syukur. [WT]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1: Apakah kita sering merasa khawatir dan cemas?
P2: Apa yang akan Anda lakukan agar terbebas dari rasa khawatir dan cemas?
Bacaan : 1 Tawarikh 4-6