You are currently viewing PENGINJIL JALANAN
  • Post category:Artikel

“Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai.” (Yohanes 4:37)

Suatu malam di sebuah gereja di Bournermouth – Inggris, seorang pria bernama Peter diminta bersaksi. Ia bersaksi saat berkunjung ke Sydney-Australia dan sedang berjalan di George Street tiba-tiba dihampiri seorang pria yang berkata, “Permisi tuan, boleh saya bertanya sesuatu? Saya harap ini tidak menyinggung Anda. Jika Anda meninggal hari ini, kira-kira dimana Anda akan berada di alam kekekalan? Alkitab berkata, pilihannya cuma antara Surga atau Neraka. Bisa tolong anda pikirkan hal itu? Terima kasih, Tuhan memberkati anda!” Lalu pria itu pergi, meninggalkan Peter yang tertegun karena belum pernah ditanyakan hal seperti itu sebelumnya. Ia tidak bisa lupa hal itu. Ketika kembali ke Inggris, ia bertemu dengan seseorang lainnya, yang membawanya menjadi seorang Kristen.

Lain waktu di gereja yang sama, Noel, seorang pemuda lainnya membagikan kisah serupa. Sebagai anggota Angkatan Laut yang sedang berlabuh di Sydney, suatu malam saat ia sedang berjalan di George Street, tiba tiba datang seorang pria dan mendapat pertanyaan serupa. Hal itu cukup mengganggu Noel selama beberapa bulan, sampai kemudian ia mencari seorang Kristen yang membimbingnya menerima Kristus.

Peter dan Noel bukanlah satu-dua orang yang mengunjungi George Street dan menjadi seorang Kristen setelah bertemu dengan seorang asing dengan pertanyaan yang memaksa itu. Ternyata ada ribuan orang mengalami hal yang sama. Siapakah pria di George Street ini? Dia adalah Frank Jenner, seorang Kristen sederhana yang tergerak untuk memberitakan kabar baik mengenai Yesus selama puluhan tahun. Banyak jiwa disentuh dengan pelayanan langsung seperti itu berasal dari berbagai pelosok dunia: Inggris, India, Jamaika, Amerika. Frank Jenner menabur tanpa pernah tahu hasilnya.

Sahabat, Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa setiap orang percaya memiliki panggilannya tersendiri. Ada yang menabur, menanam, menyiram dan ada yang menuai. Tugas kita hanyalah melakukannya dengan penuh komitmen, karena ketika tiba masanya “… mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.” (Yoh 4:36). [SM]

P1: Apa maksudnya menabur dalam daging ? Apa bedanya dengan menabur dalam Roh ? (Gal 6:8)

P2: Bagaimana rencana anda mewujudkan komitmen untuk tetap menabur kasih dan kepedulian ?