You are currently viewing PENGORBANAN KASIH
  • Post category:Artikel

“Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu”. (1 Korintus 13:7)

Ini kisah nyata di provinsi Henan, China, bukan kisah dalam sinetron: Chen Zhenfeng saat itu berusia 30 tahun bertemu dengan Xie Hongxia yang berusia 26 tahun. Karena merasa cocok maka dalam hitungan bulan mereka memutuskan untuk menikah. Namun rupanya pernikahan mereka mendapat ujian ketika Xie dua kali mengalami keguguran kandungannya. Akibat ini bahtera rumah tangga mereka pun akhirnya kandas karena karena stres, sehingga memutuskan cerai pada 2019.

Selama dua tahun berikutnya, Chen selalu menghubungi mantan istrinya untuk menanyakan kondisinya. Sampai suatu saat Chen mengetahui bahwa Xie menderita uremia (penyakit ginjal stadium akhir ketika fungsi ginjal tidak dapat menyaring racun dari urine). Karena kondisi inilah yang mendorong Chen untuk membesuknya di rumah sakit. Ternyata selama ini Xie tidak menikah lagi, wajahnya terlihat sangat lesu, sehingga Chen tidak tega lalu menawarkan untuk menikah kembali. Xie menolak karena tidak ingin membebaninya dengan tagihan biaya medisnya.

Ketika penyakit Xie semakin parah maka penglihatannya juga terpengaruh. Dalam sebuah wawancara, sampai dia tidak dapat membedakan jenis kelamin reporter yang mewawancarainya. Chen mengatakan : “Bahkan kalau kamu tidak bisa melihat lagi, aku bisa menjadi matamu, Jangan menangis, aku rela menyerahkan satu ginjalku meskipun itu berarti aku mungkin hidup beberapa tahun lebih sedikit dan dirimu bisa hidup lebih lama, “Aku harus bertanggung jawab dan aku akan menemani istriku selama sisa hidupku.” Xie kemudian tak kuasa menolak niat baik Chen . . .

Kisah Chen di atas mengajarkan bagaimana kita bisa mengasihi sesama dimulai dari orang yang menjadi belahan jiwanya. Firman Tuhan mengatakan bahwa suami istri itu bukan lagi dua melainkan satu (Mat. 19:6). Mustahil kita dapat mengasihi orang yang diluar sana tanpa lebih dulu mengasihi keluarga, apalagi belahan jiwa kita. Kasih itu bukan untuk pencitraan, tapi merupakan cerminan bahwa Kristus ada di dalam ku, yang merupakan sumber kasih. [PH]

P1 : Perbuatan kasih sesuai ayat hari ini harus bagaimana?

P2 : Apakah saya sudah mengaplikasikan kasih dalam keluarga?