You are currently viewing PENYAKIT “TERLALU BANYAK”
  • Post category:Artikel

Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Mat 6:24)

 Seorang pemuda ambisius memberi tahu pendetanya bahwa ia berjanji akan memberikan persepuluhan kepada Tuhan dari penghasilannya. Sang pendeta mengajak pemuda itu berdoa bersama agar Tuhan memberkati karirnya. Saat itu, sang pemuda memiliki penghasilan  4 juta rupiah setiap bulan dan ia mempersembahkan persepuluhan  400 ribu rupiah. Dalam beberapa tahun penghasilannya meningkat, dan dia memberikan persepuluhan mencapai 50 juta tiap bulannya. Dia menemui pendetanya dan bertanya apakah dia dapat dibebaskan dari janji persepuluhannya karena sekarang nilai itu terlalu banyak.  Pendeta itu menjawab, “Saya tidak melihat bagaimana Anda dapat dibebaskan dari janji Anda, tetapi kita dapat meminta Tuhan untuk mengurangi penghasilan Anda menjadi 4 juta rupiah sebulan, supaya Anda tidak akan kesulitan memberi persepuluhan 400 ribu.”; Sobat NK, banyak orang meyakini bahwa mereka akan lebih murah hati jika mereka memiliki lebih banyak uang. Namun kenyataannya justru terbalik, bahwa hanya sedikit orang yang bisa lepas dari bahaya rohani keterikatan ketika memiliki uang yang semakin banyak. Bahaya keterikatan ini ditimbulkan oleh penyakit “Terlalu Banyak” yang menguasai hati seseorang sehingga merasa menjadi pemilik atas berkat-berkat Tuhan yang telah ia terima.; Penyakit hati ini tercatat dalam Alkitab muncul sekitar tahun 34 yakni pada pasangan Ananias dan Safira (Kis 5:1-10). Gejala penyakit ini adalah kondisi akut yang membuat tangan penderitanya seketika lumpuh serta mengalami depresi berkepanjangan ketika dia diminta memberikan persembahan. Penyakit aneh ini secara klinis tidak dapat diamati di lingkungan seperti mall, toko pakaian, café atau restoran. Beberapa penderita mencoba menggunakan obat palsu dengan menunjukkan laporan keuangan atau kebutuhan yang meningkat. Tetapi terapi terbaik dan yang mengarah pada kesembuhan yang pasti adalah menyelaraskan hati individu dengan Tuhan. Obat yang diresepkan adalah dosis yang sering dari Roma 12:1, sedikit 2 Korintus 9:7, ditelan dengan satu sendok makan Filipi 4:19.[SM]

P1: Menurut anda, mengapa kita mudah terpapar keserakahan dan keinginan untuk memiliki serta menguasai berkat yang telah Tuhan limpahkan ?

P2: Apa yang perlu kita lakukan agar kita dapat terbebas dari “penyakit” ini ?