“Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku, dan yang melakukan segala kehendak-Ku.” (Kisah Para Rasul 13:22b).
Seorang teman mengamati dirinya ketika sedang berbelanja. Dia berkata kepadaku, “Ketika saya berbelanja barang-barang yang biasa seperti sabun, mentega dan lainnya, saya tidak terlalu memikirkannya. Namun, saat saya mencari sebuah blus yang serasi dengan rok saya, saya akan memilih dengan sangat hati-hati. Saya berpindah dari satu toko ke toko yang lain sampai saya benar-benar menemukan apa yang saya cari.” Kemudian ia berkata dengan penuh pengertian, “Seharusnya saya melakukan hal yang sama saat menyembah Allah. Namun, terkadang saya menghampiri Allah sama santainya seperti saat membeli sekotak tisu.”
Ketika beribadah di gereja, mungkin tanpa kita sadari, kita tidak sungguh-sunguh memperhatikan Allah. Kita datang terlambat, dan pikiran kita melayang ke mana-mana. Saat kita fokus menyembah Tuhan dengan sepenuh hati, Dia akan bergembira karena kita. Namun sebuah penyembahan tidak hanya identik dengan memuji, berdoa dan mengucap syukur pada Tuhan, tetapi juga menyangkut cara hidup yang berpadanan dengan panggilannya sebagai pengikut Kristus.
Daud memberi keteladanan yang baik bagi kita karena selalu membangun hubungan intim dengan Tuhan. Daud senantiasa taat dan mengandalkan Allah. Dalam keadaan apapun, ia memuji Tuhan – bermain musik, menari, menulis mazmur. Dia selalu mengingat Tuhan dan melakukan hal-hal yang membuat dirinya lebih mengenal Tuhan. Daud mengatasi persoalannya bersama Allah. Daud bertobat dan berubah ketika ditegur akan dosanya. Daud melakukan kehendak Allah. Allah berkenan kepada Daud bukan hanya karena nyanyian dan permainan musiknya, tetapi juga dalam hal karakter. Penyembahan Daud berpadanan dengan karakternya, sehingga Allah berkenan atas Daud dan perjalanan hidupnya.
Dalam penyembahan, gaya hidup atau karakter tidak boleh terpisah dari praktek penyembahan itu; sebab penyembahan itu sendiri memberi dampak terhadap hidup orang yang menyembah Tuhan, terlebih dampak perubahan karakter seperti karakter Kristus. Hidup kita adalah penyembahan bagi kemuliaan nama Tuhan. Penyembahan bukan hanya sebagian dari kehidupan kita; tetapi penyembahan adalah kehidupan kita seutuhnya [DP].
P1: Bagaimana cara agar kita menjadi penyembah yang berkenan?
P2: Komitmen apa yang akan Anda buat supaya Anda bisa menjadi penyembah yang berkenan di hati Allah?