“Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus.” (Kisah 6:5a)
Jemaat berkumpul lalu menghadap kedua belas Rasul murid Yesus. Salah satu dari mereka kemudian berkata “Kami ingin menyampaikan keberatan di tengah jemaat. Bahwa ada pembagian bantuan yang tidak merata di antara para janda-janda Israel.” Demikian mereka memulai keluhannya. “Ada beberapa orang yang seharusnya dibantu namun terabaikan. Sedangkan yang lain mendapat bantuan yang terlalu berlebihan. Kami rasa perlu ada perbaikan dalam hal ini”.
Mendengar hal itu, kedua belas rasul itu kemudian berunding. Mereka memang melihat bahwa ada ketimpangan dalam pembagian bantuan. Untuk itu mereka kemudian memutuskan untuk mengangkat beberapa orang dengan dipimpin oleh Stefanus untuk menyelesaikan masalah itu. Alkitab mencatat bahwa Stefanus seorang yang penuh dengan iman dan hikmat. Dan lewat pelayanannya maka ia kemudian menjadi berkat bagi orang Israel. Ia dapat menyelesaikan permasalahan mengenai bantuan itu.
Setiap orang percaya hendaknya menyadari bahwa ada panggilan dalam dirinya untuk menjadi berkat bagi masyarakat sekitarnya. Ketika orang percaya bertumbuh dewasa dalam iman dan hikmat Tuhan menyertainya, maka pergunakanlah hal itu untuk menjadi berkat bagi orang lain. Bagi keluarga, teman, tetangga dan orang dekat. Dan ketika Tuhan menambahkan kapasitasnya, maka mulai berdampak untuk masyarakat yang lebih luas. Pekalah akan kebutuhan yang ada di sekitar kita. Ringan tanganlah membantu kesulitan dan keperluan mereka. Maka kita akan menjadi suratan Kristus yang terbuka. Injil dapat dinyatakan tidak saja dengan perkataan namun lewat perbuatan kita. Dan dampak dari perbuatan akan lebih nyaring dari perkataan kita. [DMP]
P1: Apakah kita telah menjadi berkat lewat perbuatan kita ?
P2: Mari belajar peka akan kesulitan dan keperluan di sekitar kita dengan membantunya.