“dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu.” (Titus 2:7)
Kosin bersama putri bungsunya sedang dalam perjalanan pulang sehabis berbelanja di kota. Hari sudah mulai gelap, sebelum pulang mereka telah menyempatkan membeli ayam bakar kesukaan seluruh keluarga. Betapa bersukacitanya membayangkan istri dan anak-anaknya sebentar lagi akan menyantap makan malam bersama dengan lauk yang dibelinya di kota.
Dalam perjalanan ia melihat sebuah mobil berhenti di pinggir jalan. Karena jalanan memang sepi jadi mobil Kosin melintas melewatinya dengan kecepatan cukup tinggi. Tetapi beberapa menit kemudian Kosin memutar kembali mobilnya untuk memeriksa keadaan mobil yang berhenti tadi. Benar saja setelah didekati ada seorang gadis muda yang kebingungan karena salah satu ban mobilnya kempis. Kosin segera menawarkan bantuan untuk mengganti ban kempis tersebut. Setelah selesai diganti, wanita muda ini tak henti-hentinya berterima kasih pada Kosim dan gadis kecilnya ini. Penasaran gadis muda ini bertanya mengapa Kosim bahkan mau kembali memutar mobilnya dan menolong orang yang sama sekali tidak dikenalnya. Dengan santai Kosim menjawab,” Suatu hari nanti putri kecilku ini mungkin akan mengendarai mobil sendiri dan mengalami yang engkau alami. Saya berharap ada orang yang akan berhenti dan membantu gadis kecilku ini bukan? Lagi pula kami hanya sedang membawa ayam untuk makan malam, sedikit terlambat pun tidak akan masalah. Berbeda dengan orang tua mu yang mungkin sekarang sedang cemas menunggu kepulanganmu di rumah.”
Putri bungsu Kosim sangat takjub dan mendapatkan pelajaran penting dalam kehidupannya. Dengan melihat ayahnya membantu mengganti ban kempis, telah menjadikan Kosin “Superhero” atau pahlawan di hidup gadis kecilnya ini.
Sobat NK, nilai-nilai luhur yang dianut dalam keluarga tidak muncul begitu saja. Bukan hal yang bisa dipelajari hanya melalui bangku sekolahan atau petuah-petuah orang tua. Nilai luhur akan membekas melalui pengalaman nyata dalam keseharian. Nilai diwariskan melalui teladan. Perilaku yang dicontohkan akan memudahkan semua anggota keluarga dan lingkungan mengikuti atau menerapkannya sebagai pedoman perilaku. [RT]
P1: Bagaimanakah cara yang paling efektif untuk menanamkan nilai -nilai kebenaran dalam keluarga?
P2: Sudahkah Anda menjadi teladan yang menerapkan nilai-nilai kebenaran dalam keluarga? Apa hasil yang pernah didapat dari mempraktekkan Firman Tuhan ini?