You are currently viewing PERNIKAHAN DINI
  • Post category:Artikel

“Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.”  (Wahyu 19:7)

Perkawinan anak di Sulawesi Selatan masuk dalam kategori rawan di Indonesia. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) mencatat ada 200 perkawinan anak di Makassar selama 2018. Angka ini belum termasuk perkawinan di luar Makassar. Kasus terakhir perkawinan dini anak SD yang menikahi siswi di SMU di Bantaeng.

Berbagai kajian dan diskusi telah memaparkan dampak negatif dari penikahan bagi usia dini. Mulai dari fisik dan mental memang belum siap untuk memasuki fase berumah tangga. Sehingga jika dipaksakan, pernikahan dini seperti ini akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih kompleks di kemudian hari.

Dari berita di atas, membuat saya kembali merenungkan berbagai lagu dan ajaran yang mengkonotasikan kerinduan kita akan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya menjemput mempelai wanita-Nya (Gereja). Dengan berbagai argumen dan tafsiran yang mendukung menimbulkan semacam euforia tentang bagaimana Kristus akan segera datang.

Tetapi ketika dikaji lebih jauh, seandainya saja memang Kristus datang di saat-saat sekarang, bagaimanakah kondisi Gereja Tuhan (mempelai wanita) yang akan ditemuinya? Apakah Gereja sudah mempersiapkan dirinya sebegitu rupa dan berdandan (menunaikan tugas dan tanggungjawab yang Tuhan berikan) sehingga layak masuk ke dalam perjamuan kawin Anak Domba? Ataukah Gereja seperti anak bocah yang belom pantas menjadi pengantin dari Kristus?

Sahabat NK, memasuki hari-hari terakhir di tahun 2018 ini, menjadi saat yang tepat juga untuk kembali merefleksikan kehidupan kita. Ketika kita memilih untuk menjadi umat Tuhan, suatu tanggung jawab bagi kita semua untuk menjadi duta Surga yang menjadikan kehendak Allah terjadi di bumi ini. Kehendak Tuhan ialah nilai-nilai kebenaran dinyatakan pada dunia melalui kehidupan kita. Sudahkah kehidupan kita menggarami dan menerangi di tengah kegelapan dunia ini?

Sudah siapkah kita (Gereja) berkata pada Sang Mempelai…Maranatha…datanglah segera. [RT]

Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)

P1: Renungkan kehidupan kita sekarang, sudahkah mencerminkan mempelai Kristus yang siap dan dewasa?

P2 : Apakah tanggung jawab yang seharusnya kita tunaikan untuk menjadi mempelai Kristus yang layak bagi Dia?