You are currently viewing POHON MANGGA MASAM
  • Post category:Artikel

“Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.” (Lukas 6:44)

Jaman dulu, waktu saya masih kecil, bersama teman-teman, kami sering mengambil buah mangga dari pohon di rumah tetangga. Kadangkala dengan meminta ijin pemiliknya, namun kadangkala juga tanpa ijin. Tentu ini bukan untuk dicontoh. Di kompleks perumahan dimana saya tinggal, ada beberapa tetangga yang punya pohon mangga di halamannya dan pohonnya sudah besar dan setiap tahun pasti berbuah sesuai musimnya.

Rasanya senang sekali kalau ada tetangga yang mengijinkan kami naik pohon dan mengambil buah mangga itu sesuka hati kami. Kami bisa makan sepuasnya dan kemudian pulang membawa bekal mangga beberapa buah.

Di antara sekian banyak pohon mangga, ada satu yang kami tahu buahnya terasa kecut bila dimakan. Sudah pernah kami coba beberapa kali, mangga manapun dari pohon itu pasti masam rasanya. Jadi kalau melihat pohon mangga itu berbuah, kami tidak mau mengambil buahnya karena rasanya kecut.

 Ayat di atas berbicara tentang pribadi yang dikenal dari buah perbuatannya. Setiap anak Tuhan akan dikenal bukan karena KTP-nya Kristen, melainkan karena sikap dan teladan hidupnya yang baik. Banyak orang yang baik, bukan saja orang Kristen, dan itu nampak dari buah perbuatan mereka.

Orang Samaria yang baik hati, yang diperumpamakan oleh Tuhan Yesus, merupakan contoh “pohon baik” yang dikenal dari “buahnya”. Tanpa melihat asal-usul dan statusnya, dia memberikan teladan tentang kehidupan yang berbuah sesungguhnya. Dia menolong dan melakukannya tidak tanggung-tanggung. All out hingga yang ditolongnya benar-benar sembuh dan merasakannya.

Jadilah pribadi-pribadi yang memuliakan nama Tuhan dengan perkataan dan perbuatan kita, sehingga ketika orang melihat kita, mereka akan tahu siapa kita. Buah yang baik dari hidup kita akan membuat orang mengenal pribadi kita, dan mengenal Kristus di dalam kita. [BT]

P1: Apakah makna dari ayat di atas bila dihubungkan dengan kehidupan manusia?

P2: Apakah ada sikap, perkataan atau perbuatan tertentu yang perlu anda ubah agar sesuai dengan kehendak Tuhan?