You are currently viewing PRISKILA & AKWILA
  • Post category:Artikel

“Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu, dan janganlah berlaku kasar kepadanya. Hai anak-anak, taatilah orangtuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. (Kolose 3-18-21)

Priskila dan Akwila adalah bagi saya adalah gambaran keluarga harmonis dalam Alkitab. Suami istri ini haus akan Firman Tuhan, mengerti dan melakukan kebenaran, rela berkorban untuk Tuhan, menyediakan rumah mereka untuk ditempati Paulus dalam tugas penginjilannya selama satu setengah tahun. Mereka sungguh pasangan yang perduli dengan pekerjaan Tuhan. Mereka bahkan menyertai perjalanan Paulus ketika berlayar dari Korintus ke Siria. Itu berarti pasangan ini selalu sehati sepikir menyediakan waktunya untuk pelayanan. Priskila berarti patut dimuliakan sedang Akwila berarti burung rajawali. Saya percaya keluarga ini merupakan keluarga yang limpah rasa hormat dan kasih di dalamnya.

Keluarga yang mengerti Firman Tuhan adalah ketika tiap pribadi di dalamnya berusaha lebih dulu melakukan kebenaran. Paulus menasehati agar para isteri tunduk kepada suami dan para suami mengasihi isteri. Hal ini sering disalahmengerti, karena suami menuntut lebih dulu isterinya taat baru ia mengasihi, sedangkan isteri menuntut suami mengasihi dulu, baru ia tunduk. Orangtua juga menuntut anak yang patuh, yang hormat itulah yang mereka sayang, sebaliknya anak juga menuntut orangtua yang lebih dulu menyayangi mereka, baru mereka akan patuh. Apabila tiap pribadi sungguh-sungguh mau taat kepada Tuhan, mereka tidak akan mempertanyakan mana yang lebih dulu, justru akan mencari kesempatan agar lebih dulu menyenangkan yang lain.

Keluarga yang memiliki rasa kasih dan hormat tidak ada begitu saja, tetapi melalui proses yang tidak mudah, hal ini harus dimulai sejak pernikahan itu sendiri mulai berjalan. Dengan mengajarkan teori tidaklah cukup melainkan dengan keteladanan. Suami memberi teladan mengasih isteri, isteri memberi teladan tunduk kepada suami, begitupun mereka mengasihi anak-anak. Anak yang dikasihi bukan karena kehebatan atau prestasinya sehingga mereka selalu merasa bangga memiliki orang tua, karena selalu merasa didukung apapun keadaannya. Selanjutnya anak akan menghormati orangtuanya, apapun kondisi mereka.

Mulailah menanamkan prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan dalam keluarga melalui saat teduh atau doa bersama. Miliki waktu bersama yang berkualitas diluar jam-jam ibadah, meski hanya satu kali dalam seminggu. [MM]

P1: Apakah Anda memiliki gambaran mengenai keluarga idaman dalam Tuhan seperti Priskila Akwila?

P2: Kesulitan apa yang Anda rasakan untuk menghormati atau mengasihi pasangan atau anak?