You are currently viewing PULSA VS PERPULUHAN
  • Post category:Artikel

“Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.” (Matius 6:31-32)

Aria adalah seorang pemuda yang ditegur oleh orang tuanya karena ternyata ia tidak memberikan perpuluhan selama tinggal di luar kota. Aria menjawab bahwa ia tidak memberikan perpuluhan karena uang yang didapatnya secara bulanan dari orang tua tidak mencukupi jika harus memberi perpuluhan.

Mendengar hal itu, orang tuanya menanyakan mengapa ia bisa membeli pulsa secara teratur setiap bulan sedangkan perpuluhan tidak diperhatikannya. Aria kembali menjawab, bahwa ia lebih memilih membeli pulsa karena pulsa dapat membantunya menghubungi orang tua jika ia kekurangan uang dan langsung mendapatkannya sedangkan memberi perpuluhan belum jelas apakah Tuhan langsung memberi uang yang dibutuhkannya.

Bayangkan apa jadinya jika semua orang lebih mementingkan pulsa daripada memberi perpuluhan. Maka semua orang tidak akan merasakan kebaikan yang Tuhan berikan sepanjang hidupnya. Kegunaan pulsa hanya sementara karena ada limitnya sedangkan kasih Tuhan tidak terbatas.

Ketika orang menghitung-hitung keuntungan yang didapat karena pemberiannya kepada Tuhan maka orang itu akan banyak kehilangan berkat atas hidupnya. Berkat Tuhan tidak dibatasi hanya sekedar uang dan harta benda namun segala berkat dilimpahkan kepada orang yang mengutamakan-Nya. Perpuluhan diberikan bukan karena Ia membutuhkan tetapi karena Ia siap memberkati setiap orang yang mengutamakan-Nya.

Sahabat NK, apa yang menjadi kekuatiran Anda dan siapa yang Anda andalkan ketika menghadapinya? Singkirkan segala kekuatiran dalam hidup ini karena kasih Tuhan tidak pernah habis dan tidak perlu uang untuk mengisi ulang. Ketika kita memberikan perpuluhan, itu adalah tanda bahwa Ia yang diutamakan dalam hidup kita. [RS]

P1: Mengapa orang dapat khawatir dalam hidupnya?

P2: Bagaimana caranya agar hidup tidak dikuasai kekhawatiran?