“Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” (Kejadian 4:7).
Suatu hari, seorang anak laki-laki miskin menjual barang dari pintu ke pintu untuk mengisi perutnya yang lapar. Iapun memutuskan untuk meminta makanan pada pemilik rumah yang akan ia kunjungi berikutnya. Ketika ia mengetuk pintu, seorang wanita muda yang lembut membukakan pintu baginya. Karena merasa haus, ia pun meminta segelas air untuk diminum. Ketika melihat anak laki-laki itu begitu kehausan dan kelaparan, wanita muda itu membawakan segelas besar berisi susu. Anak laki-laki itu meminum susu itu perlahan-lahan lalu bertanya, “Berapa yang harus kubayar untuk susu itu?” “Kamu tidak perlu membayar apa pun,” jawab wanita muda itu. “Ibuku mengajarkan untuk tidak menerima bayaran apapun untuk suatu kebaikan.” Anak itu berkata, “Aku benar- benar berterima kasih.”
Beberapa tahun kemudian, wanita muda itu mengalami sakit serius dan kritis. Para dokter menyerah dan mengirimnya ke kota besar untuk menganalisa penyakit langkanya. Dr Howard Kelly dipanggil untuk menangani kasus ini. Saat mendengar nama kota asal wanita itu, dokter merasakan sesuatu di matanya. Segera sang dokter bangkit menuju tempat wanita itu dirawat. Begitu bertemu wanita itu, sang dokter mengenalinya. Sang dokter segera kembali ke ruang kerjanya dan bertekad untuk melakukan yang terbaik bagi wanita itu. Sejak hari itu, dokter Howard memberikan perhatian khusus untuk kasus penyakit langka dari wanita tersebut.
Setelah melewati perjuangan yang cukup panjang, Dr. Howard diminta ke kantor bagian administrasi untuk menuliskan besar biaya pengobatan wanita itu. Ia menuliskan sesuatu pada kertas dan mengirimkan ke wanita itu. Ketika menerima kertas itu, wanita itu sangat khawatir, ia merasa pasti akan membayar mahal untuk pengobatannya. Ketika wanita itu membuka dan membaca kertas itu, di atas kertas tertulis, “Telah lunas dibayar dengan segelas susu.” Tertanda, Dr. Howard Kelly.
Airmata kebahagiaan menetes di ujung mata wanita itu. Ia berdoa, “Terima kasih Tuhan Yesus, cinta-Mu dan kemurahan-Mu yang besar telah menyebar melalui hati dan tangan umat-Mu. Terpujilah Tuhan” [DP]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1: Sejauh mana kita sudah mengenal Kristus? Rindukah kita terus meneladani-Nya?
P2: Bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang murah hati?
Bilangan 22-24