You are currently viewing SENI MEMBANGUN KELUARGA HARMONIS
  • Post category:Artikel

Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” (Efesus 6:4)

Kisah sebuah keluarga terdiri suami, istri, anak berumur 6 tahun, dan kakek yang telah renta. Begitu renta kakek tersebut sehingga tangannya selalu gemetaran bila memegang sesuatu sehingga jadi tumpah berantakan. Hal ini mendatangkan kejengkelan suami istri tersebut. Tidak jarang mereka mengomel dan marah-marah melihat hal tersebut. Itulah sebabnya mereka membuatkan meja kayu dan menempatkan di pojok rumah sebagai tempat kakek untuk makan agar tidak mengganggu suasana makan mereka. Setiap kali makan kakek ini berlinangan air mata, tetapi ia tidak berani menggugat anak dan menantunya. Suatu ketika suami istri ini tertarik melihat apa yang dilakukan oleh anak mereka. Tampak anak tersebut mengumpulkan kayu dan berusaha membuat sesuatu dari bahan kayu. Lalu mereka mengajukan pertanyaan kepadanya. “Sedang apa nak?”. “Aku sedang membuat meja kayu buat papa dan mama makan untuk besok kalau aku sudah besar.

Konflik dalam keluarga kadang terjadi dan pemicunya tidak hanya oleh perbedaan latar belakang, tetapi juga oleh perbedaan kepribadian. Membangun sebuah rumah tangga sangat penuh dengan tantangan, termasuk tantangan dari perbedaan kedua belah pihak. Perbedaan pendapat bisa muncul kapan saja dan bahkan menyangkut hal-hal kecil. Perbedaan pendapat ini sebaiknya disikapi harus dengan kepala dingin dan bicarakan baik-baik untuk mendapatkan solusi yang tepat. Yang terpenting bukanlah konflik nya tetapi cara menangani konflik yang lebih menentukan kesehatan hubungan keluarga. Jika orang tua mengajarkan cara penyelesaian konflik yang baik, maka anak-anaknya akan melihatnya dan melakukan hal yang sama karena anak lebih banyak belajar bukan dengan diajar tetapi dengan melihat teladan orang tuanya. Kasih itu membutuhkan tindakan aktif dan tindakan aktifnya adalah mengampuni. Pengampunan itu sepertinya memberikan hadiah bagi orang yang menyakiti kita. Namun manfaat pengampunan membebaskan kita dari ‘beban’ yang menggerogoti diri dan hidup kita. Mari kita bersama belajar untuk membangun keluarga yang penuh kasih sebagai identitas keluarga Kristen yang bahagia dan saling mengampuni. [DS]

P1: Apa yang dimaksud dengan membangkitkan amarah di dalam hati anak-anak?

P2: Bagaimanakah dengan konsep komunikasi keluarga yang saudara bangun?