You are currently viewing SIKLUS HIDUP
  • Post category:Artikel

“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.”  (Filipi 1:21-22a)

Konon, ketika Allah menciptakan sapi, Dia berkata, “Kau akan bekerja berat tanpa lelah dari pagi hingga petang, hidupmu 40 tahun.” Sapi menjawab, “Tuhan, aku rela bekerja keras, tetapi hidup 40 tahun terlalu lama, aku minta 10 tahun saja.” Tuhan pun menyetujui. Lalu Allah menciptakan anjing, dan berkata, “Kau akan menjadi teman manusia dan menjaga rumahnya, makan apa saja yang diberikan padamu, hidupmu 30 tahun.” Anjing menjawab, “Tuhan, hidup 30 tahun terlalu lama, aku minta 15 tahun saja.” Tuhan pun mengabulkan. Kemudian Tuhan menciptakan monyet dan berkata, “Kau akan berayun-ayun dari satu pohon ke pohon lain, membuat berbagai atraksi untuk menarik hati manusia, usia hidupmu 20 tahun.” Monyet menjawab, “Tuhan, hidup 20 tahun itu kepanjangan, aku minta 10 tahun saja.” Tuhan pun memenuhinya.

Akhirnya, Tuhan menciptakan manusia, dan berkata, “Kau akan menjadi satu-satunya makhluk rasionil di dunia, menguasai alam dan binatang, usiamu 20 tahun.” Manusia menjawab, “Tuhan, hidup 20 tahun terlalu pendek. Berikan padaku 30 tahun yang tidak diinginkan sapi, 15 tahun yang ditolak anjing, 10 tahun yang disia-siakan monyet. Demikianlah, siklus hidup manusia: 20 tahun hidup sebagai manusia yang menikmati berbagai kesenangan, lalu 30 tahun hidup seperti sapi yang bekerja keras untuk keluarga. Setelah anak-anaknya dewasa, dia hidup 15 tahun seperti anjing yang menjaga rumah dan makan apa yang diberikan padanya. Setelah tua dan pensiun, dia hidup seperti monyet, pindah dari rumah anak yang satu ke rumah anak lainnya; dan mencoba melakukan berbagai atraksi untuk menarik hati cucu-cucunya.

Humor siklus hidup itu ada benarnya. Bila kita tidak menghayati makna dan tujuan hidup sebenarnya, tidak menjalani hidup sesuai prinsip Firman Tuhan; siklus tersebut akan menjadi kenyataan. Hidup ini bermakna bila kita memiliki Kristus. Tujuan hidup menjadi bernilai kekal bila kita berbuah bagi Kerajaan Allah, sebagaimana Rasul Paulus berkata, “Hidupku adalah Kristus, mati adalah keuntungan. Hidup bagiku berarti bekerja memberi buah.” [DP]

P1: Bagaimana pemahaman kita akan makna dan tujuan hidup kita, sudahkan selaras dengan prinsip firman-Nya?

P2: Milikilah tujuan hidup yang bernilai kekal di dalam Kristus, kembangkan pelayanan kita bagi Dia.