You are currently viewing SULITNYA DIMANA?
  • Post category:Artikel

“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yohanes 15:4)

Jimmy seorang pemuda yang baru menikah dengan usianya 33 tahun dengan seorang wanita bernama Wita usia 28 tahun. Mereka adalah keluarga Kristen yang taat kepada Tuhan. Jimmy seorang yang dewasa. Bagaimana saya tahu dia dewasa? Karena terlihat dalam ketahanan menghadapi tekanan dan terlihat juga pada hidupnya yang memiliki visi.

Pada waktu masalah datang waktu saya bertanya bagaimana dia mengatasinya masalahnya, dia dengan mudah menjawab, “Tuhan tidak memberikan pencobaan melewati kekuatan saya, karena itu dia bilang saya mau lihat jawaban Tuhan, dan saat ini saya hanya mau mengalami Tuhan dan melihat mujizatNya.” Dia hanya fokus menghidupi Firman Tuhan yaitu percaya dan bersukacita untuk melihat jawaban yang datang dari Tuhan.

Saat itu pun istrinya mengatakan hal yang sama sambil tertawa kecil, dia mengatakan bahwa, “Kita hidup karena percaya jadi percaya karena kita pegang FirmanNya bukan dengan perasaan tapi dengan iman, simple…”

Setiap orang percaya pasti akan mengalami pergumulan. Saat itu kita bisa cek hidup kita, apakah kita hidup seperti orang yang hidup dalam Kerajaan Allah yang pegang Firman Tuhan atau seperti orang dunia yang uring-uringan? Itu mencerminkan kalau kita hidup dengan kekuatan sendiri.

Tuhan melihat hati kita. Apakah Dia mendapati Iman dalam kita? Itulah yang membuat kita berbuah bahkan di masa sulit pun kita akan berbuah lebat karena banyak Firman Tuhan yang berbuah karena kita percaya. Itu yang membuat kita berbuah bagi Kerajaan Allah karena kita tinggal di dalamNya dan akan tetap berbuah di masa sulit sekalipun karena FirmanNya ada bersama dengan kita dan kita bersama dengan firmanNya. [FS]

P1: Apakah sikap hati kita saat kita menghadapi masa sulit?

P2: Hiduplah dalam Firman dalam kondisi apapun bukan dengan perasaan tetapi karena iman.