“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” (Amsal 23:18)
Suatu hari di minggu ketiga bulan Desember 2016, saya mengunjungi sebuah toko untuk mengambil beberapa pesanan kue. Setelah menyelesaikan pembayaran di kasir, ditemani 1 orang pegawai toko, saya sibuk memasang kartu ucapan dan pita pada dus-dus kue sambil menunduk. Saya membawa tas tangan berukuran sedang dan saya letakkan di atas etalase pendingin. Setelah kira-kira 5 menit berlalu, saya bangkit dan hendak mengambil kunci mobil di dalam tas.
Saat itu saya baru bisa merasakan sendiri artinya peribahasa “Bagai disambar petir di siang bolong”. Tas saya sudah raib. Dompet, buku rekening, STNK mobil, telepon genggam, kartu-kartu penting semua ada di dalam tas tersebut.
Setelah menenangkan diri, saya bergegas menelepon pihak bank untuk memblokir buku rekening, kartu ATM, kartu kredit, mobile banking serta internet banking saya. Setelah tiba saatnya menelepon bank yang ketiga, saat itu sudah kira-kira 20 menit berlalu dari saat kejadian. Bank ketiga mengatakan, perampok tersebut baru saja selesai dengan transaksi keduanya. Saya menangis lagi.
Saya menghubungi suami yang syukurnya baru saja tiba di Bandung dari kunjungan kerjanya di Korea. Ia langsung bergegas datang. Di perjalanan, ia mendapat telepon dari nomor tidak dikenal. Dia menelepon suami saya karena ternyata saya menyimpan 1 buah kartu nama suami saya dalam dompet bon saya itu. Dia menemukan dompet saya tergeletak dengan isi yang berantakan. Saat saya mendatangi pemuda tersebut, STNK saya utuh meskipun dokumen lain semua raib. Pemuda tersebut tidak mau menerima imbalan yang kami berikan. Kami masih ingat jawaban pemuda itu “Pak, rejeki itu datangnya dari atas. Tuhan melihat perbuatan kita”.
Saya mendatangi kantor polisi terdekat dan dibantu oleh petugas yang sangat baik, sangat menolong, sangat commit dan tidak mau menerima bayaran apapun. Petugas tersebut membantu proses penyidikan dan kami bersyukur bahwa semua dapat diselesaikan dengan baik. Kegagalan menjelang akhir tahun ini mengajarkan saya satu hal yang amat sangat penting: Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan saya sedetikpun. [EI]
P1: Apakah kesulitan untuk dapat bangkit dari kegagalan ?
P2: Renungkanlah kebaikan dan pertolongan Tuhan.