”Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” (Roma 10:15b)
Bukan rahasia lagi bahwa penanaman gereja di Indonesia menghadapi tekanan yang kuat dari kelompok tertentu yang tidak ingin terjadi perkembangan kekristenan. Mereka merasa bahwa cara terbaik untuk menghambat kekristenan adalah dengan melakukan intimidasi dan penutupan gereja. Sebenarnya hak untuk beribadah dijamin oleh Undang-Undang, bahkan tercantum dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 2, tetapi memang implementasinya tidak mudah di lapangan. Ada orang-orang tertentu, katakanlah kelompok intoleran, yang tidak menghendaki gereja berkembang.; Oleh karena itu penanaman gereja menjadi satu tantangan tersendiri bagi gereja di Indonesia. Gereja harus pandai-pandai memilih dan memilah, mencari tempat dan lokasi yang tepat agar penanaman gereja tidak mendapat penolakan. Harus dilakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat di sekitar lokasi tempat akan didirikan gereja baru.; Gereja menyadari bahwa berita Injil harus disampaikan ke sebanyak mungkin orang, supaya mereka mendengar berita keselamatan dalam Kristus, menjadi percaya, dan diselamatkan. Dan hal ini akan efektif dijalankan jika dibangun gereja di sekitar orang-orang kepada siapa berita Injil akan disampaikan. Karena berita Injil perlu disampaikan secara kontinyu. Tidak bisa hanya sekali disampaikan, kemudian ditinggal pergi. Perlu pendampingan dalam komunitas agar iman jemaat dapat dibimbing untuk tumbuh menjadi kuat.; Apa yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa jika kita mendapat kesempatan untuk beribadah kepada Tuhan tanpa hambatan, itu adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Ada banyak orang di luar sana yang kesulitan untuk beribadah, kesulitan untuk mendengar Firman Tuhan, kesulitan untuk mendapat komunitas rohani yang baik. Bahkan ada banyak orang yang tidak pernah mendengar Firman Tuhan.[WK]
P1: Apakah Anda menyadari betapa beruntungnya kita mendapat kesempatan mendengar Firman Tuhan?
P2: Jangan sia-siakan kesempatan yang ada, mari terus membangun iman lewat kegiatan-kegiatan di gereja kita.