“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20)
Suatu hari seorang pendeta berkunjung ke rumah jemaatnya. Ia disambut oleh Pak Dermawan dan istrinya. Mereka kemudian berbincang-bincang. Pak Dermawan bercerita tentang sebuah keluarga yang sedang mengalami musibah. Ia berkata, “Pak Pendeta, di pinggir kota ini ada sebuah keluarga yang sangat miskin. Sang kepala keluarga telah meninggal dunia beberapa bulan lalu. Sang ibu saat ini sedang sakit parah. Anak-anaknya mulai kelaparan. Kalau sampai akhir minggu ini tidak ada orang yang membantu membayarkan uang sewa rumahnya, mereka terpaksa harus kehilangan tempat tinggal mereka. Mereka tidak akan punya tempat berlindung dari panas dan hujan lagi. Kasihan sekali Pak Pendeta. Padahal uang sewanya hanya 500 ribu rupiah saja. Sebagai murid Kristus yang baik, apakah Pak Pendeta atau jemaat Bapak bisa menolong mereka ya Pak?”
Pak Pendeta tampak terharu, “Wah kasihan sekali… Nanti saya akan coba bantu dan mungkin juga bisa dibantu lewat kas diakonia di Gereja. Tapi ngomong-ngomong, dari mana Bapak dengar tentang masalah mereka? Kok saya belum dengar ya…” Lalu dengan santai Pak Dermawan menjawab, “Ya tahu Pak Pendeta karena saya adalah pemilik rumah sewa mereka.”
Sahabat NK, seringkali dalam pengikutsertaan kita kepada Tuhan Yesus, kita sudah banyak mendengar bahkan belajar firman tentang bagaimana dapat hidup seperti Kristus. Namun sayangnya, banyak dari kita yang hanya berhenti sampai teori saja dan tidak menjadi pelaku firman. Kita tahu harus berbuat baik, namun kita belum berbuat baik. Kita tahu harus memaafkan, namun kita masih menaruh dendam. Kita harus sabar, namun kita masih saja mengeluh dan tergesa- gesa. Hari ini, mari kita belajar untuk bukan dapat nilai 100 di teori saja tetapi juga dapat nilai 100 di praktek. Sebab, hidup kita bukan milik kita lagi namun milik Tuhan Yesus. Sudah seharusnya perbuatan kita pun 100% dikuasai oleh Roh Kudus. Tuhan ingin kita setia menjadi pelaku-pelaku firman bukan hanya sekedar pendengar firman yang setia. Dengan kita melakukan firman, bukan hanya Tuhan disenangkan, namun ada juga orang-orang di luar sana yang mendapatkan bantuan serta berkat melalui hidup kita. Amin. [JEA]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1: Apakah pengetahuan Anda tentang kebenaran sudah diimbangi dengan praktek firman dalam hidup sehari-hari?
P2: Tantanglah diri Anda untuk melakukan firman Tuhan yang Anda tahu harus dilakukan namun sampai hari ini belum dilakukan!
Bacaan: Ayub 32-34