“Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara – saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.” (Markus 6:3 (TB))
Pada awal pelayanan-Nya, Yesus dikenal orang sebagai tukang kayu. Pada jaman itu sebutan tukang kayu dimaksudkan setara dengan kontraktor saat ini. Jadi Yesus dikenal sebagai seorang pengusaha pada jamannya.
Kalau kita lebih teliti melihat perumpamaan dan bahasa yang dipakai oleh Yesus di Alkitab, Ia menggunakan istilah-istilah dunia kerja seperti perumpamaan rumah dengan dasar batu dan pasir yang merupakan bahasa seorang pemborong/kontraktor.
Di Matius 20 kita akan menemukan perumpamaan mengenai upah bekerja sejam, sehari dan seterusnya yang menggambarkan sistem pengupahan di dunia kerja. Perumpamaan mengenai talenta bukankah menggambarkan mengenai return on investment yang merupakan prinsip seorang pengusaha?
Dengan demikian kita bisa melihat betapa dekat Yesus dengan dunia kerja. Dia tidak membedakan hal-hal agamawi yang sering dikonotasikan lebih suci dibanding hal-hal pekerjaan yang sering dikonotasikan dengan hal yang kotor, curang, dan bengkok. Maka tidak heran kalau kemudian jemaat seolah menuntut seorang pendeta hidup kudus, menjadi saksi Kristus, namun untuk seorang profesional, pekerja, atau pengusaha tidak dituntut hal-hal yang sedemikian.
Kebenarannya adalah setiap kita yang percaya Yesus, dan diurapi oleh kuasa Allah adalah pelayan Tuhan dan suratan yang terbuka yang sama-sama dituntut untuk hidup kudus dan benar di hadapan Tuhan dimanapun kita berada, di gereja atau pun marketplace. Karena sesama pekerja akan lebih nyambung berbicara mengenai Yesus dengan sesama pekerja, seorang profesional akan lebih fasih bicara Tuhan dengan rekannya dan para pengusaha lebih mudah bicara Allah dengan bahasa pengusaha. Jadilah saksi kebenaran di manapun Tuhan tempatkan. [DMP]
P1: Sadarkah saudara bahwa tidak ada pemisah antara hidup agamawi dan hidup di dunia kerja?
P2: Mulailah berperan menjadi saksi Yesus lewat hidup kita di tempat kerja kita