“ Janganlah engkau berkata kepada sesamamu : “ Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi,” sedangkan yang diminta ada padamu “ (Amsal 3:28)
Bill Gates menyumbang sekian milyar untuk proyek amal, itulah kebaikan. Mark Zuckerberg mendonasikan setiap persen dari penghasilannya untuk kemanusiaan, itulah kebajikan. Konglomerat A mendirikan sekolah untuk anak – anak yang tidak mampu, itulah uluran kebaikan. Orang kaya no 4 menyerahkan keuntungan perusahaannya untuk korban bencana, itulah yang dinamakan kemurahan hati.
“ Kapan yah bisa seperti mereka? Punya banyak uang hingga bisa berbagi dengan leluasa? “ Sayangnya, pertanyaan itu harus dijawab dengan, “ Kita tidak usah menunggu untuk menjadi kaya, banyak uang, jadi konglomerat dulu sebelum bisa berbagi. Kita tidak harus dulu menjadi “seseorang” untuk bisa memberi. Tidak harus menjadi si A, si B, atau si D untuk bisa mengulurkan tangan. Sekarang, saat ini, hari ini, siapapun kita, seberapapun yang kita punya, kita bisa melakukan kebaikan, bahkan lebih dari apa yang bisa dibayangkan. Kenapa?
Virtue ( Kebajikan ) adalah segala sifat – sifat baik ( penyabar, pemurah, peramah, suka menolong, dll) yang harus dipunyai seorang beriman dalam dirinya. Sifat itu akan Nampak dalam segala tingkah laku orang beriman ketika mereka berinteraksi dengan orang lain sepanjang hidupnya. Apakah kita orang beriman? Kalau jawabannya ia, berati kita memang sudah punya sifat – sifat baik dalam diri kita. Masalahnya, apakah kita mau mengeluarkan dan mempergunakan sifat baik itu, atau menguburnya dengan alasan gak mau rugi.
Berbuat baik tidak serumit menghitung matematika, tidak sesulit mengatur orang – orang yang berbeda isi kepala dengan kita, dan yang pasti kebaikan tidak melulu berbicara tentang uang. Lakukan satu hari satu kebaikan. Tersenyum dan mengatakan terima kasih kepada orang yang membuka pintu garasi, memarkirkan mobil, kepada orang yang dagangannya kita beli. Menyapa atau memberi sesuatu kepada tetangga. Berbagi oleh – oleh dengan asisten rumah tangga. Hal kecil yang bisa membuat orang bahagia, tertawa, merasa dihargai, diperhatikan, dikasihi, bukankah itu kebaikan? Bukankah seperti itu kebajikan yang sesungguhnya, seperti yang Tuhan Yesus lakukan ketika ia da di dunia. [WER]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1 : Kalau Sang Pemilik Segala Yang ada di dunia ini mau merendahkan dirinya demi ‘sampah’ seperti kita, haruskah kita mengabaikan virtue yang kita punya?
P2 : Sudahkan kita berbuat baik hari ini? Kalau belum, tunggu apa lagi?