Dirjen Linjamsos Berharap Tagana Memperkuat Semangat Hidup Anak-anak Miskin Ekstrim Melalui Sekolah Rakyat
Pembukaan Jambore II Tagana Indonesia unsur Rajawali, Departemen Pelayanan Masyarakat Sinode GBI dengan skala nasional ini telah berlangsung dengan baik pada Rabu (9/7) di Mako Tagana Centre, Hambalang, Sentul, Jawa Barat.
Jambore diisi dengan Upacara Pembukaan dan diikuti oleh 370 peserta dari berbagai daerah di Indonesia ini juga dihadiri Agus Zainal Abidin selaku Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Dirjen Linjamsos) RI, Pdt. Dr. Ir. Y. Wiryohadi Ketua II Sinode GBI, Pdt. Satrya Ketua BPD Jawa Barat, Pdt. dr. Josafat Mesach, salah satu Pencetus Tagana Indonesia unsur Rajawali dan Pdt. Didimus Fingkreuw selaku Pembina Tagana Indonesia unsur Rajawali.
Dalam sambutannya Dirjen menyampaikan, Tagana merupakan wadah mengabdi bagi bangsa & negara yang memiliki jiwa sukarela serta semangat pahlawan. “Jambore saat ini bukan sekadar ajang pertemuan tetapi langkah nyata mempererat semangat kebersamaan di antara kita,” ujarnya. Dirjen menginformasikan bahwa, saat ini bertepatan juga dengan simulasi uji coba Sekolah Rakyat dari Pemerintah RI bagi masyarakat miskin ekstrim dengan pelayanan level pelayanan internasional, yang bertempat di dua lokasi (Sentra Handayani, Bambu Apus dan Sentra Pangudi Luhur, Bekasi) dimana saat ini sudah mulai menerima siswa se-Indonesia dengan jumlah 9.500 siswa.

Menurut Dirjen, Presiden Prabowo telah menunjukkan betapa banyak orang miskin saat ini sulit mendapatkan akses pendidikan dengan sekolah yang layak. “Untuk itu, hari ini dicanangkan 100 sekolah akan beroperasi pada bulan Juli 2025 ini berasrama gratis dan semoga dalam beberapa bulan lagi akan terbit 100 sekolah lagi dan setiap kabupaten, provinsi, harus mempunyai satu Sekolah Rakyat,” ungkapnya.
Menyikapi hal tersebut, Dirjen berharap agar Tagana Rajawali bisa hadir bagi anak-anak miskin ekstrim yang pada umumnya tidak memiliki semangat dan harapan, karena itu saat ini kita angkat derajatnya dan muliakan mereka dengan memberikan fasilitas orang kaya, kita kuatkan mentalnya. Demikian juga bagi anak-anak Indonesia yang terkena bencana alam agar Tagana hadir memberi harapan bagi mereka yang kehilangan harapan.
Menurut Dirjen, Tagana harus meningkatkan kapasitas, bukan hanya memiliki keterampilan tetapi juga harus mempunyai semangat, karena tidak mudah berurusan dengan shelter apalagi logistik. Di Indonesia memiliki banyak gunung, untuk itu Pemerintah mempersiapkan masyarakatnya agar siaga dengan nama KSB (Kampung Siaga Bencana) contoh salah satu desa di Bantul agar ikut serta dalam simulasi. “Jadi, masyarakat diajarkan agar tidak lagi menyalahkan bencana tetapi memitigasi artinya mengurangi risiko korban, meminimalkan korban jiwa” jelas Dirjen.
Pemerintah RI telah menyiapkan 150.000 lumbung sosial penanggulangan bencana yang didirikan di seluruh Tanah Air. “Jika belum ada titik bencana yang belum ada lumbung sosialnya, beritahu saya atau melalui Kepala Dinas Sosial, agar bisa didirikan di sana sehingga ketika terjadi musibah tidak perlu menunggu hitungan hari, tetapi dalam hitungan jam lumbung bisa langsung dibuka,” jelasnya. Dirjen juga berharap agar Tagana Rajawali harus berada dan siaga di titik-titik tertentu untuk menyiapkan shelter dan logistik.
Selesai menyampaikan sambutan dan arahan, Dirjen membuka secara langsung Jambore II Tagana Rajawali dengan memukul gong dan memberi ucapan selamat kepada seluruh peserta Jambore. Dilanjutkan dengan doa penutup oleh Pdt. Dr. Wiryohadi.



Bagaimana Menjadi Seorang Pemimpin (Pdt. Dr. Ir. Yonathan Wiryohadi)
Dalam rangkaian acara Jambore Tagana II Unsur Rajawali ini, juga terdapat sesi kepemimpinan yang disampaikan Pdt. Dr. Ir. Yonathan Wiryohadi dengan mengangkat tema “Bagaimana Menjadi Seorang Pemimpin.” Pdt. Wiryohadi mengajarkan para peserta Tagana agar kreatif dan inovatif serta pantang menyerah.
Dalam sesi ini Pdt. Wiryohadi memberikan Ten Innovative Attitude for Leaders, yaitu:
- Leader percaya bahwa tidak ada yang mustahil
- Tidak hanya ada satu cara untuk menyelesaikan persoalan
- Leaders selalu menemukan cara baru untuk menyelesaikan masalah lama
- Leaders tidak pernah menyerah pada apa yang membatasi dirinya
- Leaders tidak takut gagal
- Leaders selalu ingin mencoba sesuatu hanya sekali, tidak mau mengulangi apa yang sama
- Leaders menantang kesuksesannya sendiri
- Leaders berpikir sesuatu yang tidak pernah dipikirkan orang lain
- Leaders selalu menantang tradisi dan cara-cara yang lama
- Leaders merangkul semua yang tidak diketahui dengan iman dan keberanian.

Saat ini Tagana unsur Rajawali telah dibuka di 28 BPD GBI (setiap provinsi) dengan 60 kali pelatihan dan masih ada 6 BPD lagi yang belum di buka. Untuk itu, Pdt. Wiryohadi berharap agar Tagana harus dibuka juga di 6 BPD tersebut. Karena menurutnya, setiap provinsi di Indonesia memiliki masalahnya tersendiri dan tentunya tidak bisa menunggu dari Pusat, untuk itu Tagana setempat yang harus bergerak.
Pdt. Wiryohadi juga memberi penguatan kepada peserta Tagana “terkadang, dalam keadaan sulit saudara harus melangkah dengan iman, sometimes tidak bisa terwujud dalam waktu dekat, tetapi percayalah Tuhan pasti memberi jalan keluar,” ujarnya. Ditambahkannya, “saya berharap Tagana harus menjadi saluran berkat dalam bentuk apa saja,” katanya.
Baksos di Jatisampurna, Cibubur


Jambore Tagana ini diisi juga dengan kegiatan Bakti Sosial (Baksos) yang berlangsung pada hari kedua Kamis (17/7) di Kantor Kecamatan Jatisampurna, Cibubur, Jakarta Timur telah berjalan dengan baik atas pertolongan Tuhan Yesus Kristus. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Tagana Indonesia unsur Rajawali masuk kampung dengan MUI Jatisampurna, Cibubur.
Baksos dibuka langsung oleh Camat Jatisampurna, Natawirya, S.Sos. M.Si, dengan disaksikan oleh warga setempat yang membanjiri halaman Kantor Kecamatan Jatisampurna tersebut.
Dalam sambutannya, Camat menyampaikan permohonan maaf karena Walikota Jakarta Timur tidak bisa menghadiri kegiatan ini. Selanjutnya, ia menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada MUI Jatisampurna dan Tagana Indonesia unsur Rajawali serta seluruh panitia dan relawan dengan skala nasional. “Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat Jatisampurna dan mudah-mudahan acara seperti ini bisa terus dilaksanakan,” ujarnya.
Menurut Ketua Panitia Jambore Tagana Indonesia unsur Rajawali, Bpk. Agus Halim, MH, kegiatan ini dihadiri sekitar 600 warga setempat dengan berbagai kegiatan yang diberikan, meliputi; penyuluhan penanggulangan bencana, gunting rambut gratis (91 orang), donor darah (41 orang), periksa kesehatan (322 orang), pembagian kacamata gratis (247 orang), Sembako tebus murah (150 paket), pembagian pakaian layak pakai (10 karung), dapur air gratis, pembagian kursi roda gratis (6 unit), pembagian tongkat kaki tiga (10 unit) serta walker (10 unit).
Baksos yang berlangsung sejak pukul 08.00 WIB hingga 14.00 WIB ini sangat memberkati warga setempat, mereka sangat senang dan antusias dalam mengikuti berbagai kegiatan tersebut. Bahkan, hingga kegiatan selesai tampak masih ada beberapa warga yang datang, namun kegiatan telah ditutup. (dr)







