“Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya” (Efesus 6:10)
Suatu hari di tengah hutan, bunga mawar menertawakan pohon cemara. Katanya, “Meskipun kamu tumbuh begitu tegap, tapi kamu tidak harum sehingga tidak bisa menarik kumbang dan lebah untuk mendekat.”
Pohon cemara diam saja. Kemudian, bunga mawar menceritakan keburukan pohon cemara di mana-mana. Akhirnya, pohon cemara menjadi tersingkir dan menyendiri di tengah hutan.
Ketika musim dingin yang hebat datang, salju turun dengan lebatnya. Bunga mawar yang sombong itu, kesulitan mempertahankan kehidupannya. Demikian juga dengan pohon dan bunga-bunga lainnya. Hanya pohon cemara yang masih tegak berdiri, di tengah badai salju dingin yang menerpa bumi.
Pada tengah malam yang sunyi, salju berbincang-bincang dengan pohon cemara. Kata salju, “Setiap tahun, aku datang ke muka bumi ini. Dan kamulah satu-satunya yang dapat melewati ujian saya. Kamu mampu berdiri tegak, dalam menahan segala macam tekanan alam.”
Bunga mawar dalam cerita atas bersifat congkak, dan kepuasan yang didapatnya hanya bersifat sebentar. Sementara itu, pohon cemara berlapang dada, hatinya bagaikan langit besar tak bertepi saat menerima fitnah dan cela.
Mari, belajar dari si pohon cemara. Dia tegar saat “menahan serangan”, baik itu serangan berupa tindakan, ucapan, atau pikiran. Setiap saat selalu ada kemungkinan kita berjumpa dengan orang-orang yang sombong dan tak mau kalah. Kita diajar untuk meresponinya dengan tepat agar kita tidak terpancing dengan kesombongan mereka.
Tiba saatnya kita harus meneladani cemara yang karena ketahanannya menghadapi keangkuhan, mendapatkan hal yang luar biasa dalam hidupnya. Mari kita mempercayai bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang hebat dan Mahakuasa, dan akan memakai kita yang rendah hati. [SE]
P1: Apa sajakah perlengkapan rohani? Efesus 6:10-20
P2: Bagaimana cara hidup orang yang perlengkapan rohaninya lengkap?