You are currently viewing TERPAKSA MEMBERI
  • Post category:Artikel

TERPAKSA MEMBERI

“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” (2 Korintus 9:7)

Bagi anda yang tinggal di kota besar seperti Jakarta atau Bandung tidaklah asing dengan keberadaan para pengemis dan anak jalanan. Mereka menyebar hampir di setiap perempatan-perempatan jalan atau stopan lampu merah. Pemandangan seperti ini seakan menjadi pelengkap keberagaman kehidupan sosial di sebagian besar penjuru kota. Keberadaan mereka terkadang membuat para pengguna jalan kurang nyaman. Mereka sering memaksa para pengguna jalan untuk memberikan sejumlah uang. Bagi para pengguna jalan, tidak ada pilihan lain selain terpaksa memberi sejumlah uang kepada mereka.

Sepenggal kisah diatas menjadi bahan perenungan bagi kita tentang bagaimana sikap hati kita ketika memberi sesuatu kepada orang lain. Memberi bukan hanya sebatas berapa besar materi yang kita berikan kepada orang lain. Memberi harus didasari oleh sikap hati yang rela, jangan bersedih karena takut harta miliknya berkurang. Memberi harus didasari oleh kasih dan dilakukan dengan penuh sukacita.

Bagaimana caranya agar kita bisa memberi dengan penuh kerelaan, penuh kasih dan sukacita? Semua kembali kepada sejauh mana pemahaman dan kemauan kita dalam mengaplikasikan ajaran firman Tuhan. Kepada jemaat di Korintus secara gamblang Rasul Paulus memberikan pengajaran tentang bagaimana sikap hati ketika memberi. Ketika memberi,hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau paksaan,sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Korintus 9:7). Setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam hal memberi kepada orang yang sedang membutuhkan. Selama masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk memberi,marilah kita belajar untuk memberi bantuan kepada setiap orang di sekitar kita, khususnya bagi mereka yang sedang membutuhkan. Memberi bukan karena terpaksa akan tetapi memberi yang didasari oleh sikap hati yang tulus, ikhlas dan penuh sukacita. Ketika kita memberi disaat yang sama kita sedang menabur kebaikan dan suatu saat nanti akan menuainya.- [WB].

Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)

P1 : Sikap hati seperti apakah yang harus dimiliki oleh kita saat memberi kepada orang lain?

P2 : Mengapa Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita?

Bacaan : 1 Samuel 17-20